Kamis, 20 Desember 2012

Responding Papers Gerakan Kabir dan Ajaran-ajaranya



RESPONDING PAPERS
GERAKAN KEAGAMAAN YANG DI PENGARUHI AGAMA ISLAM
GERAKAN KABIR DAN AJARAN-AJARANYA
                                        (IFA NUR ROFIQOH)
Makalah
Disusun untuk memenuhi  Syarat pada mata kuliah Hinduisme
Dosen Pembimbing :Hj. Siti Nadroh, M.Ag
Oleh:
Lailatul Fawaidah (1111032100053)



JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA
              FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
2012


                                 I.            PENDAHULUAN
Di antara zaman abad ke-7 dan ke-12 di India telah ditandai banyak pemikiran baru. Dimana agama Budha pada waktu itu masih memiliki pengaruh yang besar. Orang lebih mengarahkan perhatian kepada hal-hal yang tampak dan ajaran-ajaran yang bercorak atheis (Nyaya,Weisiska dan Sankhya). Sistem Yoga tampil sebagai reaksi atas semua sistem di atas yang lebih mengutamakan pelepasan dan cara-cara pelepasan yang disebut Iswara. Reaksi terbesar datang dari Vedanta hingga abad ke-14 Vedanta hampir menguasai seluruh peikiran India. Weisesika dan Sankhya semakin berkurang berpengaruh.dan agama Budhha juga mulai terdesak di India setelah abad ke-14 hingga abad 18 dimana filsafat India mulai merosot, dan  nampak perkembangan baru sebagai akibat pertemuan antara kebudayaab Barat dengan kebudayaan India. Serta kebudayaan Barat justru menimbulkan reaksi dari para pemikir India itu sendiri.[1]


                              II.            SITUASI SOSIAL POLITIK, KEAGAMAAN DENGAN MASUKNYA ISLAM KE-INDIA
Sebenarnya pada abad ke-12 sudah terlihat reaksi-reaksi seperti itu, ketika agama Islam mulai menyebar di sana.[2] Sesudah kedatangan Islam di India (kira-kira awal abad ke-12), timbullah beberapa orang Hindu yang menentang pemujaan kepaa berhala. Mereka mengajarkan bahwa hanya ada satu Tuhan.[3]
            Pemikiran Islam sudah berkembang di India sejak awal abad ke-13. Meskipun penaklukan Muslim pertama terjadi awal abad ke-8 (kemenangan pertama Jendral Qasim terjadi tahun 712 M), namunpemikiran Islam baru ada sesudah pasukan Jenghis Khan merebut wilayah-wilayah Muslim yang mengakibatkan masuknya kebudayaan-kebudayaan Islam ke India. Dengan kehancuran pusat-pusat studi di Samarqand, Balkh, Gazhnin dan akhirnyatahun 1258 bhagdad sendiri, banyak banyak cendekiawan Muslim, para penyair , seniman, ilmuan dan para pakar sejarah melarikan diri ke India. Dengan segera Kesultanan Delhi dan pemerintahan Mughal di India menjadi pusat-pusat yang tidak sekedar pusat pemerintahan politik,tetapi juga menjadi pusat-pusat terkenal untuk study Islam.
Islam telah berpengaruh besar terhadap pemikiran dan kebudayaan India selama (500) lima ratus tahun pememrintahan Muslim.[4]
agama Islam mulai mencoba memasuki India pada tahun 711 setelah menaklukkan kawasan Delta Hindua, Sind, untuk kemudian mendirikan negara India-Muslim di sana. Sind lantas menjadi pos terdepan bagi penyebaran agama Islam. Jalinan perdagangan pun terus digalang melalui kawasan Timur Tengah, kemudian mereka juga bergabung dengan kalangan guru agama dan kelompok-kelompok Sufi.
Pada akhir abad ke-10 terjadi sebuah perubahan dramatis tatkala Islam masuk wilayah Turki. Dimana setelah berhasil mengubah Turki, maka Islam mulai menyebarkan pengaruhnya yang kuat sampai ke Afganistan dan Iran, serta kemudian bergerak ke India melalui arah Barat Laut. Yang dipimpin Mahmud bin Ghazni (971-1030), melakukan belasan kali ekspedisi yang sangat efektif antara tahun 997 hingga 1027 guna menaklikkan daerah- daerah di Utara India, termasuk daerah  Punjab.
Pada tahun 1211 Syamsuddin Iltutmish berhasil mendirikan sebuah kerajaan turki di Delhi, yakni Kesultanan Delhi. Kesultanan Delhi semenjak itu hingga selama kurun waktu 100 tahun di bawah kekuasaan lima dinasti melakukan perluasan pengaruh dan juga penyebaran agama Islam hingga ke wilayah Bengal dan bahkan hingga ke India sebelah selatan. Di bawah kepemimpinan Sultan Alauddin di masa Dinasti
Khalji, Kesultanan Delhi untuk pertama kalinya berhasil malakukan kontrol yang cukup luas rehadap India Selatan, namun dengan cepat pula kontrol di Selatan runtuh sehubungan dengan masih kuatnya perlawanan dari kerajaan Hindu vijayanagar yang bercokol di Selatan.
Walau pada mulanya hanya membuat kemajuan-kemajuan kecil, Kesultanan Delhi berhasil mengajarkan Al-Qur’an dan Hukum Islam sekaligus manggantikan aturan-aturan Hindu. Islam sendiri menawarkan suatu ajaran agama yang berbeda sama sekali dengan agama asli lainya yang dianut oleh masyarakat India ketika itu seperti Hindu, Budha atau Jain.
Di bawah kesultanan Alauddin mereka juga berhasil meningkatkan produksi pertanian di India dengan cara membangun kanal-kanal dan metode irigasi baru.
Pada awal abad 15, para Mughal yang berasal dari Afganistan juga telah menyabarkan pengaruh agama dan kebudayaan Islam ke seluruh India. Setelah berhasil mengalhakan Kesultanan Delhi, para Mughal mendirikan kerajaan yang berkuasa selama beberapa abad lamanyadi India. Bagaimana pun agama Islam secara khusus menjadi cukup dominan selama masa Mughalini. Dalam periode ini banyak orang Hindu terutama di kawasan Utara India yang bersal dari kasta rendah beralih agama menjadi pemeluk Islam, sehinggamereka terbebas dari kehidupan penuh diskriminasi yang di berlakukan pad agama Hindu.
Namun, kekuasaan para Mughal tidaklah langgeng, kerajaan Hindu mulai menguasai peninggalan Mughal, meskipun kekuasaan kerajaan-kerajaan Hindu inipun tidak berjalan langgengsetelah bangsa Eropa mulai menginjakkan kakinya di India.[5]
Pada tahun 1940, untuk pertama kalinya Liga Muslim menuntut satu negara khusus orang-orang Islam. 
masuknya orang-orang Islam ke India Selatan, orang-orang Islam ternyata juga melakukan penyerangan ke India Barat. Pada tahun 712 M, seorang gubernur Arab Basra (Irak) yang bernama Muhamad Bin Qasim menyerbu daerah Sind di India Barat. Dengan kekuatan 6.000 tentara, 4.000 pasukan unta, dan 100 tentara cadangan, mereka berhasil menaklukkan dan menguasai daerah Sind dan meng-Islam-ka penduduk di sana (Mahajan, 2003:16; Luniya, 2002:305). Kemudian, dari tahun 1.000 M sampai 1.026 M, Sultan Mahmud Gazni dan tentara dari Turkhis (Turki) menyerbu India sebanyak 17 kali. Mereka menghancurkan kuil-kuil, merampas kekayaan kuil, dan menghancurkan kuil Krishna di Mathura dan di Dwarka, Gujarat (Mahajan, 2003:43-50).Selanjutnya, dari tahun 1.175 M – 1.205 M, Muhammad Ghori dari Iran-Afganistan menyerang India dan mendirikan pusat pemerintahan di Delhi
            Selama pemerintahan sultan-sulatan Islam, India mengalami masa paling suram pada masa pemerintahan Sultan Aurangzeb (1.658 M – 1.707 M). Pada masa pemerintahannya, orang-orang Hindu di India dijadikan penduduk nomor dua (secondary citizen) karena dianggap berdosa memberikan kedudukan yang sama antara orang Hindu dengan orang Islam. Untuk itu, Aurangzeb ingin secepat mungkin mengkonversi umat Hindu dan menjadikan India sebagai Negara Islam (Islamic State) (Mahajan, 2003:305). Untuk mempercepat proses peng-Islam-an India, maka Aurangzeb melakukan gerakan politik diskriminatif dan intoleran. Orang-orang Islam dilarang menggunakan nama-nama dan istilah-istilah Hindu; dilarang ikut merayakan hari raya Hindu; umat Hindu dilarang membangun kuil baru (Mahajan, 2003:306-307); kuil-kuil yang baru dihancurkan; memerintahkan menghancurkan kuil-kuil besar seperti, Mathura, Jagatnath, dan diganti dengan Masjid; ribuan kuil Hindu (tahun 1669 M) dihancurkan terutama yang berada di kota-kota suci, sepeti Haridwar, Badrinath, Benares, dan Mathura; ketika melakukan perjalanan kenegaraan (royal tour) maka seluruh kuil yang dilewati harus dihancurkan; umat Hindu harus membayar pajak jika mengunjungi tempat-tempat suci (tirthayatra); anti kaum Brahmana kerena sering melawan sultan; melarang umat Hindu membuang abu jenazah di sungai-sungai besar; orang Islam bebas bayar pajak; orang Hindu juga dibebaskan bayar pajak, jika mau masuk Islam.[6]
Akibat kebijakan politik Aurangzeb inilah, hamper seluruh kuil kuno di India Utara dihancurkan dan juga sebagian kecil kuil-kuil di India Selatan. Ini menyebabkan kuil-kuil yang ada sekarang di India Utara khususnya, lebih banyak adalah kuil yang baru dibangun dibelakangan.   
 Penjajahan sultan-sultan Islam di India baru berakhir pada akhir abad ke-19 masehi (Kundra, 1968:189). Dengan dikuasai dan dijajahnya India oleh sultan-sultan Islam hamper enam ratus tahun lebih namanya memerintah dari Delhi (1.200 – 1.857 Masehi), sehingga mengakibatkan perubahan yang signifikan dalam perkembangan agama dan kebudayaan Hindu di India. Banyak orang Hindu yang masuk Islam untuk menghindari pembayaran Jizyah (pajak) yang berat dan agar mendapatkan pekerjaan. Perempuan Hindu juga ikut-ikutan menjalankan system purdah (Jilbab) (Khanna, 1976:309; Luniya, 2002:325; Mahajan, 2003). Budaya ini masih dapat ditemukan sampai sekarang, yakni wanita India yang memakai ujung sari sebagai kerudung (di India Utara). Kemudian juga, mulai terjadi perkawinan usia dini di kalangan masyarakat Hindu. Orang-orang Hindu menggunakan bahasa Hindi, sedangkan orang Islam menggunakan bahasa Urdu dan Parsi. Dalam bidang seni dan arsitektur juga muncul perpaduan (assimilation and synthesis) kebudayaan Hindu-Islam yang disebut Indo-Saracenic atau Indo-Islam.
Dalam bidang keagamaan, prinsip-prinsip dan ide-ide dari ajaran Islam begitu kuat mempengaruhi pemimpin-pemimpin Hindu, baik secara langsung maupun tidak. Ide-ide ajaran Islam mendorong tumbunya gerakan liberal dari pemimpin-pemimpin dan orang-orang suci (santa) yang beragama Hindu (Luniya, 2002:329-333). Gerakan keagamaan Hindu terutama adalah munculnya ajaran-ajaran yang sederhana, seperti ajaran tentang monoteisme (percaya kepada satu Tuhan), anti terhadap penyembahan patung, dan semua orang adalah saudara dengan hak-hak yang sama (bahasa bali:Manusa Pada) (Mahajan, 2001:368; Mahajan, 2003:166; Luniya, 2002:327-333). Di samping itu, ajaran-ajaran dan ide-ide dari golongan sifi juga mempengaruhi agama Hindu. Kebanyakan penganut ajaran-ajaran Sufi ini hidup dengan jalan mengasingkan diri, mengabdikan diri, dan mempersiapkan diri mereka untuk merealisasikan Tuhan dengan jalan Samadhi (Kundra, 1968:391; Mahajan, 2001:388; Luniya, 2002:328).
Meskipun demikian, tidak seluruhnya dari ide-ide dan ajaran-ajaran agama Islam diterima oleh pemimpin Hindu. Ajaran yang diterima, utamanya adalah prinsip-prinsip demokrasi dari ajaran Islam yang diterapkan dalam kehidupan social dan system agama Hindu (Mahajan, 2003:184; Luniya, 2002:329). Prinsip penting lainnya adalah ajaran Islam yang sangat sederhana, mudah dimengerti dan dilaksanakan oleh masyarakat banyak. Hal ini sangat mempengaruhi pemikiran pemimpin Hindu untuk diterapkan dalan agama Hindu. Ciri agama yang demokratis dalam Hindu ditandai dengan munculnya gerakan menentang system kasta dan ajaran mengenai manusa pada (Universal Brotherhood), yaitu manusia  sama kedudukannya di hadapan Tuhan. Sementara itu, cirri ajaran agama Hindu yang sederhana dan mudah dilaksanakan adalah percaya satu Tuhan (monoteisme), tidak menyembah patung, dan mengutamakan bhakti sehingga upacara-upacara yajnayang rumit tidak dilakukan lagi (Luniya, 2002:328-334.
Pengaruh islam lainnya adalah ajaran yang dianut oleh golongan Sufi (penganut mistisisme Islam). Golongan Sufi menekankan kepasrahan yang total kepada Tuhan. Penyerahan diri secara tulus ikhlas inilah yang disebut Bhakti. Bhakti yang sesungguhnya adalah kerelaan untuk mengabdikan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Ini dilakukan dengan menyebut berulang-ulang nama Tuhan (Whorship of the name) (dzikir) dan tafakur (meditasi). Untuk melakukan ini semua diperlukan tuntunan dari seorang “Satya-Pir” (guru spiritual/the true saint). Sufi adalah ajaran melihat ke dalam diri (self-realization) sehingga ia menolak pengikatan pada dogma agama secara berlebihan (Zaechner, 1994:7-8; Luniya, 2002:329).
Ajaran Sufi ini begitu kuat pengaruhnya terhadap ajaran bhakti (Bhakti cult) yang muncul pada zaman ini. Ini menyebabkan perpecahan dari golongan Waishnawa-wedanta yang melakukan gerakan bhakti. Sejak zaman ini, Gerakan Bhakti (Bhakti Movement) umumnya dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu: pertama, gerakan yang semata-mata hanya berdasarkan pada ajaran agama Hindu dan social seperti yang dipimpin oleh Ramanuja, Ramananda, Basawa, Nimbarka, Wallabha, Chaitanya, Tulsidas dan lain (Luniya, 2002:334); dan kedua, adalah gerakan yang mendasarkan pada ajaran agama yang terkena pengaruh Islam misalnya, gerakan yang dipimpin oleh Nam Dev, Guru Nanak, Kabir, dan lain-lain (Mahajan, 2001:368; Mahajan, 2003:209). Gerakan Bhakti (bhakti movement) yang muncul pada zaman ini menekankan ajaraan mereka pada keamanan hak dan kedudukan dalam masyarakat (Manusa Pada) dan memegang teguh  keyakinan bahwa martabat manusia tergantung pada tindakan mereka, bukan karena kelahirannya.
Pada kelompok Waishnawa golongan pertama, prinsip utamanya adalah percaya Tuhan Monoteis yang diterima sebagai Tuhan yang berpribadi, yaitu Wishnu, Hari, atau Krishna. Bhakti mendalam kepada Wishnu, Hari, Rama, atau Krishna (Tuhan) diwujudkan dengan menyebut nama-Nya berulang-ulang (kirtanam). Demikian juga dengan mempersembahkan pikiran, perbuatan, dan kekayaan hanya kepada Tuhan tersebut. Kedudukan seorang Guru, Swami, atau Baba juga sangat penting untuk menggantikan pendeta, sekaligus sebagai penghubung manusia dengan Tuhan. Sebaliknya kelompok Waishnawa yang terkena pengaruh Islam menolak kewajiban beryajna atau kurban persembahan karena dianggap sebagai tradisi agama yang palsu. Mereka juga menentang ajaran thirta yatra karena meyakini bahwa Tuhan dapat dicari dalam diri.
Gerakan Bhakti yang hanya bergerak dalam bidang agama Hindu dan social terutama dilakukan oleh golongan Waishnawa-wedanta. Salah satu pemimpin Waishnawa dan reformasi yang paling terkenal adalah Chaitanya (1.458 – 1.513 masehi). Chaitanya menyebarkan ajaran cinta kasih dari Krishna bersama dua orang muridnya, yaitu Nityananda dan Adwaitananda (Luniya, 2002:338). Ajarannya adalah menyembah Krishna. Bhakti mendalam kepada Krishna diwujudkan dengan menyerahkan badan, pikiran, dan kekayaan secara tulus kepada Krishna. Golongan ini meyakini Bhagawad Gita dan Bhagawatam Puranam sebagai kitab suci. Keadaan moksa (sorga) menurut Chaitanya adalah berada dekat dengan Krishna di alam rohani yang disebut Waikuntha. Sorga ini dapat dicapai hanya melalui bhakti, yaitu menyebut nama Krishna teru-menerus (Kirtanam), serta menyanyikan lagu dan menarikan tarian rohani (Sangkirtan). Setelah meninggal, Chaitanya dipuja sebagi Awatara dari Krishna, sedangkan kedua muridnya dianggap sebagai Angsa-awatara dari Krishna. Ketiganya diakuai sebagai Tritunggal. Chaitanya disebut juga Mahaprabhu, sedangkan guru-guru yang masih hidup dan meneruskan ajaran-ajarannya diberi gelar Goswami, Prabhu atau Acharya. Mereka kedudukan yang tertinggi dalam mazhab chaitanya, bahkan dianggap sedikit lebih rendah dari para Dewa. Mereka dipuja sebagai guru karena diyakini menjadi perantara antara manusia dan Krishna.
Gerakan Bhakti juga dilakukan oleh golongan Waishmnawa-Wedanta lainnya yang dipelopori oleh Tulsi Das. Tulasi Das adalah pendiri dari mazhab penyembah Rama (Religion of the Charit Manas). Ia menulis kitab suci untuk mazhabnya yang disebut Ramayana yang disebut Tulsi Das (Ramcharit Manas) (Luniya, 2002:392). Kitab ini menggunakan bahasa Hindi (bahasa nasionalIndia sekarang). Tulsi Das mengajarkan bahwa Rama adalah Tuhan yang tertinggi. Rama adalah Tuhan pencipta alam semesta dan juga memelihara alam semesta ini. Untuk menyelamatkan pengikutnya ia menjelma (awatara) sebagai Rama.
Di samping mazhab Waishnawa-Wedanta, kemudian juga muncul mazhab Gaudiya Waishnawa-wedanta. Menurut mazhab ini, Krishna adalah Tuhan Tertinggi. Mazhab ini meyakini bahwa Krishna berwujud Brahma untuk menciptakan alam semesta. Kemudian, Krishna mengajarkan ajaran-ajarannya kepada Narada. Narada mengajarkan kepada Wyasa mengenai kitab suci Catur Weda. Kemudian kitab suci ini diajarkan kepada Rsi Madhwa. Mazhab Gaudiya Waishnawa ini akan dilanjutkan oleh Thakur Bhakti Vinobha yang menghadirkan Gaudiya Waishnawa Mission yang melanjutkan ajaran dari Chaitanya Mahaprabhu. Murid yang terkenal dari Thakur Bhakti Vinobha adalah Swami Bhakti Siddhanta yang juga guru dari Swami Prabhupada Bhaktivedanta. Swami Prabhupada kemudian mendirikan Internasional Society for Krishna Consciousness (ISKCON) (kesadaran masyarakat Krishna internasional) di New York, Amerika Serikat. Mazhab ini menyebar dari Amerika ke seluruh dunia termasuk ke India dan ke Indonesia (Klostermaier, 1998:154-156). Di Indonesia mazhab ini disebut Hare Rama Hare Krishna atau Krishna Balarama atau kesadaran Krisna.
Di samping mazhab Waishnawa-Wedanta, kemudian juga muncul mazhab Gaudiya Waishnawa-wedanta. Menurut mazhab ini, Krishna adalah Tuhan Tertinggi. Mazhab ini meyakini bahwa Krishna berwujud Brahma untuk menciptakan alam semesta. Kemudian, Krishna mengajarkan ajaran-ajarannya kepada Narada. Narada mengajarkan kepada Wyasa mengenai kitab suci Catur Weda. Kemudian kitab suci ini diajarkan kepada Rsi Madhwa. Mazhab Gaudiya Waishnawa ini akan dilanjutkan oleh Thakur Bhakti Vinobha yang menghadirkan Gaudiya Waishnawa Mission yang melanjutkan ajaran dari Chaitanya Mahaprabhu. Murid yang terkenal dari Thakur Bhakti Vinobha adalah Swami Bhakti Siddhanta yang juga guru dari Swami Prabhupada Bhaktivedanta. Swami Prabhupada kemudian mendirikan Internasional Society for Krishna Consciousness (ISKCON) (kesadaran masyarakat Krishna internasional) di New York, Amerika Serikat. Mazhab ini menyebar dari Amerika ke seluruh dunia termasuk ke India dan ke Indonesia (Klostermaier, 1998:154-156). Di Indonesia mazhab ini disebut Hare Rama Hare Krishna atau Krishna Balarama atau kesadara Sementara itu, Gerakan Bhakti (Bhakti Movement) yang bergerak dalam bidang agama dan sosial yang terkena pengaruh Islam dipelopori oleh Guru Nanak dan Kabir. Guru Nanak (1.469 M) adalah seorang reformis dan pendiri agama Sikh dari mazhab Waishnawa. Ia mengajarkan ajaran Waishnawa yang bebas dari praktek penyembahan patung, bebas dari kasta (caste system), dan bebas dari segala takhayul. Guru Nanak mendirikan agama Sikh yang bertujuan untuk mempersatukan ajaran Islam dengan ajaran Hindu, sekaligus untuk mempersatukan kedua umat beragama itu (Mahajan, 2001:397 – 398; Luniya, 2002:339). Reformasi terkenal lainnya adalah Kabir. Ia mengajarkan ajaran agama berdasarkan cinta kasih dengan tujuan untuk mengembangkan persatuan antara semua kasta dan agama. Ia menentang Praktik penyembahan patung, upacara agama dan yajna (kurban suci), dan menekankan ajaran kesamaan hak di antara manusia.
Selain nama-nama yang disebutkan di atas, masih banyak lagi tersapat cabang dari mazhab Waishnawa yang lain seperti, Aaul, Kartha Bhaja, Giri Waishnawa, Radha Ballabhi, Satnamis, Swami Narayana, dan Churadhari. Kelompok Waishnawa mengalami evolusi yang sangat signifikan dalam periode ini (Luniya, 2002:395-396; Tattwananda, tt. 54- 82).  Oleh karena itu, zaman ini juga disebut zaman Neo Waishnawa. Tokoh-tokoh Neo Waishnawa yang lain adalah Mirabai, Surdas, Malukdas, dadu Dayal, Sunderdas, Raidas, Birban, Sangkardev, Jnaneshwara, Namdev, Ekanath, Tukaram, Ramdas, Bahina Bai, Chandidas, Vidyapathi.[7]



RIWAYAT HIDUP KABIR
Sikh Bhagat adalah orang-orang suci dari berbagai aliran agama (sect) yang ajarannya ada di Sri Guru Granth Sahib, buku suci agama Sikh. Kata “Bhagat” berarti pengikut dan berasal dari bahasa Sanskrit yaitu “Bhakti” yang berarti ketaatan/kebaktian agama dan cinta. Berikut adalah daftar Bhagat yang ajarannya ada di Sri Guru Granth Sahib.
Bhagat Kabir (1440-1518) adalah penyair dan santa dari India yang telah mempengaruhi gerakan Bhakti dari ajaran beliau. Bhagat Kabir ditemukan dan diadopsi oleh penenun Muslim yang bernama Niru dan istrinya bernama Nima di Varanasi. Waktu Bhagat Kabir masih muda beliau bertemu dengan Bhagat Ramanand di Sungai Ganga dan kemudian menjadi pelajar di ashram Bhagat Ramanand. Selain mempunyai pengaruh yang besar di Sikhisme, karya tulisnya termasuk Bijak, Sakhi Granth, Kabir Granthawali dan Anurag Sagar.[8]

                           III.            SEJARAH MUNCULNYA KABIR
Mulai abad ke-7 sampai abad ke-15, karena jasa sankara, ajaran wedanta mendominasi pemikiran filsafat india. Akan tetapi, setelah abad ke-14 pemikiran filsafat mengalami kemunduran hingga abad ke-18. Kemunduran ini sebenarnya telah muncul mulai abad ke-12 saat kedatangan agama Islam di India. [9]
            Pada waktu itu timbullah kemungkinan serta awal perkembangan baru. Hal  ini disebabkan karena pertemuan pemikiran india dengan kebudayaan barat. Kedatangan Kebudayaan barat menimbulkan reaksi yang hebat dari pihak ahli pikir india.
            Reaksi yang demikian itu telah dimulai Sesudah kedatangan agama islam di India (kira-kira awal abad ke-12), maka timbullah beberapa orang hindu yang menentang pemujaan kepada berhala. Mereka mengajarkan bahwa hanya ada satu Tuhan.
            Penyair Kabir Lahir tahun 1440, di Pratapgarh, Uttar Pradesh, India dan meninggal  tahun1518, Selain memiliki pengaruh penting terhadap Sikh, warisan Kabir adalah hari ini dibawa ke depan oleh Panth Kabir ("Path of Kabir"), sebuah komunitas agama yang mengakui dia sebagai pendiri dan merupakan salah satu sekte Sant Mat. Para anggotanya, yang dikenal sebagai panthis Kabir, yang diperkirakan sekitar 9.600.000. Mereka tersebar di utara dan India tengah, serta tersebar dengan diaspora India di seluruh dunia, naik dari 843.171 dalam sensus 1901[10]

umpamanya ialah Kabir (1440-1518)[11], yang berupaya untuk menyingkirkan unsur-unsur yang melemahkan perjuangan Islam dan mencoba membuat satu sintesis antara Islam dengan Hindu. Kemudian diteruskan oleh anaknya Nanak (1469-…) yang mempunyai sifat lebih ekstrim.                   
            Didalam encyclopedia of world religious, di jelaskan bahwa Kabir adalah:
            Indian mistic and poet who attempted to bridge or unite Hindu and Muslim thought and preached the essential unity of all religious and the essential equality of all men. He was a forerunner of Sikhism, established by his disciple nanak.
(Ia adalah seorang mistikus dan penyair yang mencoba untuk menjembatani atau menyatukan Hindu dan Muslim, ia berpikir dan berkhotbah tentang kesatuan esensial dari semua agama dan kesetaraan esensial dari semua orang. Dia adalah seorang pelopor Sikhisme, didirikan oleh muridnya, Nanak).
Kabir yang lahir menjelang awal abad ke 15 adalah seorang murid dari tokoh sufi Shikh Taqi dan Ramananda si bhakta (pendeivosi) besar Hindu yang menyebarkan Hinduisme Devosional di sepanjang wilayah India utara. Meskipun ia banyak kali di klaim oleh penganut agama Hindu sebagai seorang mistikus dan pembaru Hindu, tetapi sudah hampir pasti bahwa ia dilahirkan dalam satu keluarga muslim dan bahwa ia tidak pernah menyangkal Islam. Ia tentu berkeberatan baik melawan kesempitan pandangan Islam maupun melawan sektarianisme yang kaku dari hinduisme.[12]
Guru Hindu Kabir, yaitu Ramananda, boleh jadi  sudah dipengaruhi Islam meskipun hal itu tidak pasti. Pada salah satu kesempatan, Ramananda sendiri melancarkan protes melawan system kasta. Ia mengakui semua orang yang mengikutinya sebagai orang yang sama derajatnya. Namun selama tokoh terbaik dari para pemimpin devosional Hindu menenkankan bahwa devosi yang benar dan perwujudan hidup spiritual justru melampaui perbedaan sekte dan kasta, maka fakta bahwa Ramananda menerima seorang dari semua kasta dan diluar kasta, malah juga menerima kaum muslim, tentu tidak menjadi bukti adanya pengaruh Islam.
Namun tidak diragukan bahwa Kabir menerima ide-ide dan praktik-praktik baik Islam maupun Hindu dengan mencoba mendamaikan dua agama ini atas dasar apa yang ia kenal sebagai satu kesatuan yang lebih dalam.
Dalam mengkritik Hinduisme, ia tidak tanggung-tanggung melawan system kasta, poleteisme dan penyembahan berhala. Ia katakan, dari segi harkat kemanusiaan dan akses kedalam praktik  spiritual tak seorang pun harus ditolak hanya kerena kelahirannya dalam satu kasta yang lebih rendah atau dalam satu keluarga yang tak berkasta. Ia mengutuk penyembahan berhala karena perbuatan ini mengalihkan energy para pendevosi jauh dari apa yang sungguh spiritual sifatnya, sementara politeisme dilihatnya sebagai hal yang memperlemah devosi dan pengabdian orang kepada realitas tertinggi.
Kabir diterima oleh para penganut agama Hindu kemudian sebagai seorang kudus besar dan seorang pembaru; ia juga tercatat secara lengkap dalam satu biografi hindu. Bahwa ia pada kenyataannya adalah seorang pembaru muslim, pada awalnya hal itu hamper tidak menjadi soal bagi para penganut Hindu sejauh pesan-pesan spiritualnya membawa harapan bagi jutaan kaum miskin dan tertindas.
Didalam mencari Tuhan orang memerlukan seorang pawang[13]. Kelepasan didapatkan dengan iman (bakti). Sekalipun “kitab” sangat berharga, namun kitab tidak boleh dihormati terlalu tinggi.

                           IV.            GERAKAN KEAGAMAAN DALAM AGAMA HINDU YANG DIPENGARUHI AGAMA ISLAM
Seperti dikatakan di atas bahwa Hinduisme berkembang dengan baik, sampai kedatangan Islam, dalam mengakomodasikan jika bukan menyerap semua tantangan dalam bentuk agresi dari luar dan perpecahan dari Islam. Islam memberikan pengaruh ganda bagi Hinduisme. Disatu pihak, Islam menganjurkan perpindahan agama; dipihak lain Islam mendorong kecenderungan yang lebih egaliter dan monoteistik bagi kaum Hindu. Kemudian muncul tokoh-tokoh yang berusaha untuk menjembatani jurang pemisah antara keduanya.Sebagai contoh adalah kabir (abadke 15).[14]

                              V.            AJARAN-AJARAN DALAM GERAKAN  KABIR
Ajaran Kabir ingin membersihkan Hinduisme dari tanda-tanda lahirnya seperti patung-patung dan perbedaan kasta.[15] Dan kemudian menjadi salah satu dari sumber-sumber pokok ajaran Nanak, pendiri sikh.[16]
Diantara ajaran-ajaran kabir adalah sebagai berikut:
a)          Ia mengakui adanya satu Zat yang tertinggi, yaitu Tuhan. Yang disebut dengan nama Ram. Tuhan bukanlah penjelmaan Wisnu. Oleh karena itu menyembah banyak ilah adalah salah.
b)      Kitab-kitab dianggapnya berharga, namun kitab-kitab itu tidak boleh dihormati secara berlebihan.
c)      Sabha yaitu firman Tuhan adalah penting sekali, tanpa sabha orang akan buta secara Rohani, tanpa mendapatkan pintu gerbang kepada sabha orang akan tersesat.
d)   Sabha diterimanya dengan perantaraan pengilhaman ilahi dan dengan perantaraan kata-kata guru. [17]

                           VI.            TUJUAN GERAKAN KABIR
yaitu barusaha membersihkan agama Hindu dari pada noda-nodanya yang melemahkan kedudukan agama itu di dalam perjuangan Hindu dan Islam,[18] serta mencoba mengusahakan agar agama Hindu dan Islam saling mempengaruhi.[19]

                        VII.            KESIMPULAN 
Gerakan Kabir ini muncul hanya melalui pemikiran yang emisional yang kemudian  Guru Nanak mengispirasikan dari ajaran Kabir.
Kabir adalah seorang mistikus (ahli tasawuf) dan penyair India. Lahir pada abad ke-15 kira-kira tahun  (1440-1518). Pada mulanya penganut Vaishanafa, kemudian pembaharu Ramananda, dan menjadi pimpinan yang menolak kasta serta menyerukan kesatuan agama. Ia disembah orang Islam dan orang Hindu. Peranannya yang sangat penting memberikan ilham kepada pendiri agama Sikh.
































                     VIII.            DAFTAR PUSTAKA
Achmadi Asmoro. Filsafat Umum, Jakarta: Rajawali Pers, 2010
Ali, Matius. Filsafat India sebuah Pengantar Hinduisme dan Buddhisme. Tangerang: Sanggar Luxor, 2011
Hadiwijono, Harun, Agama Hindu dan buddha, Jakarta, PT. BPK Gunung 
Mulia,2010
Hadiwijono, Harun, Sari Filsafat India ,Jakarta: GunungMulia, 1989
John M. Koller. Asian Phlosophies.Di terjemahkan oleh Donatus Sermada, (____: Ledalero, 2010), h. 234
kebung Konrad, Filsafat Berfikir Orang Timur {Indonesia, Cina dan India}, Jakarta:PT.prestasi Pustaka Kasih, 2011
Mashad,Dhurorudin Muslim di India, Jakarta, Pecil-324, 2006



[1] Konrad kebung, Filsafat Berfikir Orang Timur {Indonesia, Cina dan India} ,( Jakarta. PT.prestasi Pustaka Kasih,2011),  h.115-116
[2] ibid
[3] Harun Hadiwijono, Agama Hindu dan buddha,( Jakarta, PT. BPK Gunung  Mulia,2010) h.49
[4] John M. Koller. Asian Phlosophies.Di terjemahkan oleh Donatus Sermada, (____: Ledalero, 2010), h. 234
[5]Dhurorudin Mashad, Muslim di India, (Jakarta, Pecil-324, 2006),h.2-4
[9] Asmoro Achmadi. Filsafat Umum, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 90
[11]Harun Hadiwijono. Sari Filsafat India ,(Jakarta: GunungMulia, 1989), cet. IV, h.103
[12] John M. Koller. Asian Phlosophies.Di terjemahkan oleh Donatus Sermada, (____: Ledalero, 2010), h. 234
[13]Pawang artinya orang yang sudah mengajar dirinya mengenal Tuhan.
[14]Matius Ali. Filsafat India sebuah Pengantar Hinduisme dan Buddhisme, (Tangerang: Sanggar Luxor, 2010), h. 23
[15] Konrad kebung, Filsafat Berfikir Orang Timur {Indonesia, Cina dan India} , (Jakarta. PT.prestasi Pustaka Kasih,2011),, h.116
[16]Harun Hadiwijono. Sari Filsafat India ,(Jakarta: GunungMulia, 1989), cet. IV, h.103
[17]Ibid.h.103
[18] Harun Hadiwijono. Sari Filsafat India ,(Jakarta: GunungMulia, 1989), cet. IV, h.103
[19] Harun Hadiwijono. Agama hindu dan Budha, (Jakarta: GunungMulia, 2010), h. 49

Tidak ada komentar:

Posting Komentar