Senin, 17 Desember 2012

Sejarah agama hindu dari zaman sungai Indus



Sejarah agama hindu dari zaman sungai Indus
Sejarah kebudayaan India itu dimulai pada perkembangan kebudayaan-kebudayaan  yang besar di Mesopotamia dan Mesir. Istilah Hindu ditemukan sekitar abad  Ke-10 SM. Dimana pada zaman kuno penduduk India disebut dengan Jambodwipa yang artinya benua pohon jambu atau Bharatwarsa yang artinya tanah keturunan Bharat. Nama India dijelaskan dari nama Sungai Sindhu, yang mengairi daerah barat India. Kalau bangsa Persia menyebut sungai itu Sungai Hindu. Kemudian nama ini diambil oleh orang Yunani, sehingga nama itulah yang terkenal di dunia Barat. Akhiranya nama itu di ambil alih oleh Pemerintah India sekarang ini. Ketika agama Islam datang ke-India nama yang diberikan oleh bangsa Persia timbul kembali dalam istilah Hindustan, sedangkan penduduknya yang masih memeluk agama India asli disebut orang Hindu.[1]


Ternyata Sungai Shindu sekarang ini terletak di wilayah Pakistan  tepatnya di selatan wilayah Islamabad. Sungai Sindhu ini melewati sepanjang Pakistan terus ke wilayah Kasmir , hyderabad dan bermuara di sebelah timur wilayah Karachi terus keluar bermuara di lautan Arabian.[1]  Dan india dipisahkan dari bagian-bagian Asia yang lain oleh bukit-bukit yang tertinggi dan terjal, yaitu di bagian barat oleh tanah Pegungungan Hindu Kush, di bagian utara oleh bukit-bukit Pegunungan Himalayadan di sebelah timur oleh tanah Pegunungan yang memisahkan India dari Birma.Pegunungan Windhya  yang membujur dari barat ke timur membagi India menjadi dua bagian, yaitu:  India Utara dan India Selatan.
India Utara memiliki dua lembah sungai yang luas dan subur, tempat kekayaan yang melimpah-limpah dan tempat kerajaan-kerajaan besar berkembang, yaitu Lembah Sungai Indus atau Sindhu di sebelah baratm dan Lembah Sungai Gangga di tengah dan timur.kedua lembah ini dipisahkan oleh Padang Pasir yhar atau Rajasthan dan Dataran Tinggi Kuruksetra, yang pada zaman kuno merupakan medan pertempuran bangsa-bangsa yang ingin merebut atau mempertahankan India.
India Selatan terdiri dari tanah Pegunungan Windhya di sebelah utara dan lembah pantau di sebelah timur, selatan dan barat, sedang tengah-tengah terdapat suatu Dataran Tinggi Dekhan, yang sukar sekali dimasuki. Sebagian besar Dataran Dekhan adalah kering. Di sebelah Barat maupun timur dataran ini dibatasi oleh jajaran bukit-bukit, demikian juga di sebelah timur, sehingga banyak sungai mengalir ke barat. Daerah panrai merupakan daerah yang luas dan subur, dengan banyak lota dagangnya.[2]
DI antara tahun 3000 dan 2000 S.M, rupa-rupanya di Lembah Sungai Sindhu (Indus) telah ada bangsa-bangsa yang  peradabanya menyerupai bangsa Sumeria di daerah Efrat dan Tiggris. peradaban itu dapat di ketahui dengan adanya sisa-sisa dari berbagai penemuan seperti cap dari dinding dan tembikar yang ada tanda-tanda tulisan dan lukisan-lukisan binatang  yang menceritakan kepada kita adanya persesuaian dalam peradaban tersebut. Dan pada zaman itu juga di temukan di sepanjang pantai dari laut Tengah sampai ke teluk Benggala terdapat sejenis peradaban yang sama dan sudah meningkat perkembangan kebudayaanya terutama di dekat kota Harappa di punjab dan di sebelah utara Karachi, bahkan di situ ditemukan sisa-sisa sebuah kota yang bernama Mohenjodaro, yang mana orang-orang tersebut telah mempunyai rumah-rumah yang berdinding tebal dan sudah mengenal  tetangga.[3]
Penduduk itu terkenal dengan “Bangsa Dravida”. Yang mula-mulanya mereka tinggal tersebar di seluruh negeri, tetapi lama-kelamaan hanya tinggal di sebelah selatan dan memerintah negrinya sendiri, karena mereka di sebelah utara telah hidup sebagai orang taklukan dan dan bekerja kapada bangsa-bangsa yang merebut negeri itu.[4] Sehingga penduduk itu di namai  “Damasyu” (artinya budak). Yang di ambil dari kasta-kasta Dasyu itulah diambilkanya nama buat kasta Syudra. Dan peristiwa ini terjadi lebih kurang 20 abad SM.[5]
Dan dari penggalian tanah di Mohennyo Daro dan Harappa dapat di ketahui bahwa bangsa Dravida adalah bangsa yang sudah memiliki suatu peradaban yang tinggi. Penggalian itu menunjukkan bahwa:
a.       Sebelum kedatangan bangsa Arya bangsa Dravida sudah memiliki kota-kota yang besar, yang dibangun sesuai rencana dengan jalan-jalan besar,yang membujur dari utara ke selelatan
b.      Mereka juga sudah bisa membuat kapal-kapal yang digunakan untuk berdagang dengan bangsa-bangsa lain.
c.       Mereka hidup dari pertanian dan mereka cinta damai.
d.      Masyarakat mereka bewrsifat matriakal dan tidak mengenal kasta-kasta.[6]

Cirri-ciri  orang dravida saat itu antara lain pendek, hitam dan rambut keritting.
Di antara  tahun 2000 dan 1000 S.M, masuklah bangsa “Arya” ke India di sebelah utara, yang memisahkan diri dari kaum sebangsanya di Iran dan memasuki India melalui jurang-jurang di pegunungan “Hindu-Khus”. Bangsa Arya ini tergolong bangsa Indo-German. Pada masa itu bangsa arya menetap di Sungai Sindhu yang ketika itu masi subur, jadi ketika mereka berada di daerah itu mereka masih menjumpai suatu peradaban tua yang di dalamnya terdapat berbagai hal yang berbeda dengan bangsa dravida.ketika mereka lebih jauh memasuki India sampai di tepi sungai gangga dan sampai di sebelah selatan di situlah mereka makin campur dengan bangsa dravida dan akhirnya terwujudlah suatu kesatuan. Berkat peleburan kebudayaan dravida yang tua itu dengan kebudayaan arya maka terjadilah kemudian kebudayaan India.[7]
Mungkin ketika bangsa Arya memasuki kota India dengan cara yang kurang beradab dari pada bangsa dravida yang di taklukkanya, tetapi mereka lebih unggul di dalam ilmu peperangan dari pada bangsa dravida. Pada waktu  bangsa Arya masuk ke India, mereka itu masih merupakan setengah nomad (pengembara), yang beginya peternakan lebih besar dari pada pertanian, sehingga bagi bangsa Arya kuda dan lembu adalah binatang-binatang yang sangat di hargai dan di anggap suci. Di bandingkan dengan bangsa dravida yang tinggal di kota-kota dan mengusahakan pertanian serta menyelenggarakan perniagaan di sepanjang pantai, maka bangsa Arya itu bolehlah dikatakan  primitif. Dahulu orang selalu berpandangan bahwa kebudayaan India itu seluruhnya dibawa oleh bangsa Arya,  tetapi setelah dilakukan penggalian-pemggalian maka berubahlah pandangan tersebut  dan semakin banyak/ diketahui bahwa unsur-unsur di dalam kebudayaan India itu berasal dari bangsa Dravida yang tertua. Umpamanya sebelum bangsa Arya masuk bangsa dravida sudah mempunyai patung-patung Dewa, sedangkan bangsa Arya belum,jadi gejalah yang tipik atau khas di dalam agama Hindu ialah pengakuan adanya dewa-dewa Induk, itupun suatu gejalah  pra-Arya. Dan gejalah-gejalah agama Hindu itu rupanya tidak berasal dari bangsa Arya melainkan berasal dari bangsa Dravida.[8]
Jadi dapat dikonstatir dengan jelas, bahwa agama Hindu itu sebagai agama tumbuh dari dua buah sumber yang berlainan, tumbuh dari perasaan dan pikiran keagamaan yang berlainan, yang mula-mula dalam banyak hal dangat berlainan, tetapi kemudian lebur menjadi satu[9]
  
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Menguak misteri Ajaran Agama-Agama Besar, PT Golden Terayon Press,Jakarta, 1995

.Honing,  A. G, Ilmu Agama,PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2011

Hadiwijono,Harun, Agama Hindu dan Buddha, PT BPK Gunung Mulia,Jakarta,2010

Halim,Agus, Perbandingan Agama Pandangan Islam Mengenai Kepercayaan Majusi, Shabiah,Yahudi, Kristen, Hindu, Budha,Sikh, CV. Dipenegoro,Bandung, 1993




[2] Harun Hadiwijono, Agama Hindu dan Buddha,( PT BPK Gunung Mulia,Jakarta, 2010), h.9-10

[3] A.g.Honing, Ilmu Agama,( PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2011), h.78-79
[4] Ibid.h. 79
[5] Agus Hakim, Perbandingan Agama Pandangan Islam mengenai Kepercayaan Majusi, Shabiah,Yahudi, Kristen, Hindu, Budha,Sikh, (CV. Dipenegoro,Bandung
1993,) h.126
[6] Harun Hadiwijono, Agama Hindu dan Buddha,( PT BPK Gunung Mulia,Jakarta,2010), h.11

[7] A.g.Honing, Ilmu Agama,( PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2011), h.78-79

[8] Arifin, Menguak misteri Ajaran Agama-Agama Besar,( PT Golden Terayon Press,Jakarta, 1995), h.56
[9] Matius ali, (PT BPK Gunung Mulia,)h.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar