a.
Sistem
Kemasyarakatan, Pemerintahan,Filsafat dan Kepercayaan, pada Masa Hindu
Sistem
Kemasyarakatan, Pemerintahan,Filsafat dan Kepercayaan, pada Masa Hindu
a.
Sistem Kemasyarakatan.
Menurut
ajaran Hinduisme di India, dalam masyarakat terdapat tingkat-tongkat golongan
yang bersifat hirachisvertikal. Masing-masing golongan (kasta) satu sama lain
tidak ada hubungan sosial secara
demokratis, sehingga satu sama lain tidak merupaka golongan (kasta) yang mebutup diri terhadap yang lainnya.
Dengan kata lain kasta-kasta tidak boleh bergaul dengan kasta lain dibawahnya.
Pembagian kasta
tersebut dibagi secara langsung dalam Kitab suci Brahmana sebagai,an berikut:
Sutra 4
menyebutkan bahwa ada Empat Kasta: Brahmana Ksatrya. Waisha dan Sudra.
Sutra 5 menegaskan bahwa dari keenam kasta yang disebut terlebih dahulu adalah
yang lebih baik kelahirannya. Dalam Sutra 6 dinyatakan bahwa kewajiban
orang-orang yang bukan Sudra yang tidak berbuat kejahatan adalah inisiasi,
memplajari kitab Weda, membuat api upacara atau suci. Hal tersebut merupakan
perbuatan yang berpahala. Dalam Sutra 7 dinyatakan bahwa Sudra wajib taat
kepada kasta-kasta di atasnya.
Sistem
kasta ini membagi masyarakat dalam beberapa tingkatan sosial, yakni:
(1) Brahmana yang berperan sebagai penasehat
raja dan pendidik agama.
(2) Ksatria yang terdiri atas penyelenggara
dan penata pemerintahan serta pembela kerajaan (raja, pembantu raja, tentara).
(3) Waisya yang berperan sebagai pedagang,
pengrajin, petani, nelayan, dan pelaku seni.
(4) Sudra yang terdiri atas pekerja
rendah, buruh, budak, pembantu.
Sementara itu, dalam kerajaan Buddhis pengkastaan tak terlalu
berperan karena ajaran Buddha tidak mengenal pengkastaan. Dalam hal ini,
masyarakat Buddhis lebih demokratis dan egalitis. Maka dari itu, sistem feodal
lebih berkembang di kerajaan-kerajaan bercorak Hindu.[1]
Sistem kasta merupakan penggolongan masyarakat berdasarkan tingkat
atau derajat orang yang
bersangkutan. Setiap orang sudah ditentukan kastanya. Sistem kasta ini muncul
dalam masyarakat Indonesia setelah ada hubungan dengan India. Terdapat empat
kasta yaitu kasta Brahmana, Ksatria, Weisya dan Sudra.
Pemerintahan
India
Pembentukan sistem politik dan pemerintahan
India tentunya memperoleh inspirasi dari Amerika Serikat yang menganut politik
liberal dan praktek-praktek konstitusi Inggris yang dulunya sebagai penjajah
India. Konstitusi India menetapkan India sebagai Uni Negara Bagian dan beberapa
wilayah administrasi federal. India merupakan negara dengan sistem pemerintahan
republik parlementer dan menganut demokrasi parlementer dua kamar dengan sistem
politik multipartai. Konstitusi India adalahConstitution of India yang merupakan konstitusiterpanjang di dunia dan memuat 395 pasal dan 8 lampiran. Konstitusi India disetujui oleh Majelis Konstituante pada tanggal 26 November 1949 dan mulai berlaku sejak tanggal 26 Januari 1950. Komponen-komponen pemerintahannya terdiri
dari tiga yaitu badan eksekutif, legislatif dan yudikatif. Cabang eksekutif dipimpin olehPresiden, yang merupakan Kepala Negara dan menjalankan kekuasaannya secara langsung
atau melalui petugas bawahan kepadanya. Kekuasaan eksekutif pemerintahan pusat
dijalankan oleh sebuah kabinet yang terdiri dari menteri-menteri yang dipimpin
oleh perdana menteri. Dalam setiap negara bagian terdapat seorang gubernur yang
ditunjuk oleh Presiden, badan legislatif dan badan pengadilan sendiri.
Sedangkan pemerintahan uni atau federal dikepalai oleh Presiden dan wakilnya
yang dipilih oleh dewan pemilih yang terdiri atas para anggota badan legislatif
pusat atau negara bagian. Kekuasaan badan eksekutif terbatas, diatur oleh UU
dan dipilih serta diawasi oleh badan legislatif.
Pada cabang legislatif atau parlemen
dipimpin oleh badan legislatif India yang tertinggi yaitu Sansad yang terdiri dari
majelis rendah (Lok Sabha) dan Majelis tinggi (Rajya Sabha). Lok Sabha dipilih dengan
anggota 545 orang dengan anggota mayoritas perwakilan dari setiap wilayah
negara bagian di India. Anggota Lok Sabha adalah wakil langsung dari rakyat
India, secara langsung dipilih oleh penduduk India yang boleh memilih dengan
usia minimum 21 tahun melalui pemilu. Dalam sistem parlementer ini, hanya
majelis rendah yang berhak mengangkat kepala pemerintahan atau perdana menteri, dan dapat pula menurunkan mereka melalui mosi tidak percaya. Beberapa nama umum yang digunakan majelis rendah
meliputi:
· Chamber of Deputies
· Chamber of Representatives
· House of Assembly
· House of Commons/ Dewan Bersama House of Representatives
· Legislative Assembly/ Dewan Perwakilan
Rakyat
· National Assembly/ Majelis Nasional
Di samping majelis rendah, ada pula
majelis tinggi yaitu Rajya Sabha yang beranggotakan 250 orang, 12 anggota di
antaranya dipilih langsung oleh Presiden yang dipercayakan sebagai ahli dalam
bidang tertentu seperti seni, ilmu pengetahuan, sastra dan pelayanan nasional.
Anggota Rajya Sabha dikenal sebagai anggota yang dinominasikan baik oleh
Presiden atau partai politik, sedangkan sisanya dipilih oleh legislatif negara
bagian dan teritorial. Ketentuan jabatan Rajya Sabha adalah selama enam tahun
dengan satu sepertiga dari anggota pensiun setiap dua tahun. Kekuatan Rajya
Sabha lebih kecil daripada Lok Sabha namun persamaan perlakuan hukum tetap ada. Cabang
yudisial dipimpin oleh
Mahkamah Agung pada puncaknya, kemudian 21 pengadilan tinggi di setiap distrik,
serta pengadilan perdata, pidana dan keluarga di tingkat kabupaten. Melalui bentuk pemerintahan dan politik India, hal ini
menunjukkan bahwa India merupakan negara demokrasi terbesar di dunia.[2]
Sistem
ketatanegaraan India agak mirip dengan Inggris dan sistem pemerintahannya pun
adalah Cabinet
Government.Badan eksekutif terdiri atas seorang presiden sebagai kepala Negara
dan menteri - menteri yang di pimpin oleh seorang perdana menteri. Sistem
parlementer gaya kabinet government dapat berjalan denan beik di bawah pimpinsn
Perdana Menteri Nehru. Saat itu partai kongres masih menguasai kehidupan
politik. M.V.Peyle menyebut cabinet sebagai”ciptaan parlemen, tetapi ciptaan
yang membimbing penciptanya” (a creature of parliament, but a creature which
guides its creator).
Sesudah pemilihan umum tahun 1967 dominasi partai kongres jauh berkurang sehingga pernyataan pylee itu tidak berlaku lagi. Pada tahun 71, Indira Gandhi berhasil memperoleh mayoritas yang menyakinkan, yaitu 2/3 dari jumlah kursi dalam Majelis Rendah. Sekalipun demikian, Perdana Menteri Indira Gandhi mendapat banyak ekali tantangan dari berbagai pihak, Sehingga stabilitas nasional mulai terancam. Dalam bulan juni 1975, ia merasa terpaksa untuk menyatakan” keadaan darurat” dan sejak saat itu pemerintah India mengadakan bermacam-macam pembatasan atas kegiatan para pelaku politik erta kegiatan media massa agar tidak menggangu usaha pembangunan Negara. Saat ini, Perdana Menteri India dijabat oleh Manmohan Sigh.[3]
Sesudah pemilihan umum tahun 1967 dominasi partai kongres jauh berkurang sehingga pernyataan pylee itu tidak berlaku lagi. Pada tahun 71, Indira Gandhi berhasil memperoleh mayoritas yang menyakinkan, yaitu 2/3 dari jumlah kursi dalam Majelis Rendah. Sekalipun demikian, Perdana Menteri Indira Gandhi mendapat banyak ekali tantangan dari berbagai pihak, Sehingga stabilitas nasional mulai terancam. Dalam bulan juni 1975, ia merasa terpaksa untuk menyatakan” keadaan darurat” dan sejak saat itu pemerintah India mengadakan bermacam-macam pembatasan atas kegiatan para pelaku politik erta kegiatan media massa agar tidak menggangu usaha pembangunan Negara. Saat ini, Perdana Menteri India dijabat oleh Manmohan Sigh.[3]
Sistem
pemerintahan yang berlaku di India tidak jauh berbeda dengan sistem
pemerintahan di Inggris, yaitu cabinet government. Anggota badan eksekutif
terdiri dari Presiden sebagai kepala negara dan para mentrinya yang dipimpin oleh
perdana menteri. Walaupun harus diakui bahwa sistem pemerintahan parlementer
dengan gaya cabinet government hanya dapat berjalan dengan baik pada saat
pemerintahan Nehru karena sejak tahun 1975, India berada dalam keadaan darurat
sehingga mengharuskan pemerintahan saat itu untuk melakukan berbagai macam
pembatasan agar pembangunan di India tidak terhambat. [4]
(Hindi: भारत सरकार [1]Bhārat
Sarkār) didirikan oleh Konstitusi India : Yohanes Octa,
dan memerintah sebagai uni
federal 28 negara bagian dan 7 teritori persatuan.
India menerima yurisdiksi International Court of Justice.
Pemerintah terdiri dari tiga cabang: eksekutif,
legislatif dan yudikatif. Cabang eksekutif dipimpin oleh Presiden,
yang adalah Kepala Negara dan menjalankan kekuasaannya secara
langsung atau melalui petugas bawahan kepadanya.[2] Cabang Legislatif atau Parlemen
terdiri dari majelis rendah, Lok Sabha, dan
majelis tinggi, Rajya Sabha, serta
presiden. Cabang Yudisial memiliki Mahkamah Agung pada
puncaknya, 21 Pengadilan Tinggi, dan banyak pengadilan perdata, pidana dan
keluarga di tingkat kabupaten. India adalah demokrasi terbesar di dunia.[5]
Pemerintahan
adalah sistem yang menjalankan wewenang dan kekuasaan, mengatur kehidupan
sosial, ekonomi, dan politik serta dengan bagian-bagiannya. Kolonialisme
mencengkram begitu kuat pada wilayah koloninya melalui pemerintahan kolonial.
Inggris pun melakukan hal tersebut pada wilayah koloninya, India. Sebelum
Bangsa Eropa datang pada 1498 yang dimulai oleh Vasco da Gama, India diperintah
oleh pemerintahan Hindu yaitu, Kerajaan Vijayanagar (1336-1646).
Kekuatan Islam yang
semakin membesar di India membuat Kerajaan Vijayanagar menjadi keropos dan
akhirnya runtuh. Setelah Kerajaan Vijayanagar runtuh, bangkitlah Kesultanan
Mughal yang beragama Islam (1526-1761). Kesultanan Mughal mengalami masa
keemasan dibawah pemerintahan Sultan Akbar (1556-1605).
Wilayah Kesultanan
Mughal dibagi menjadi 15 propinsi yaitu, Allahābād, Āgra, Ayodhya (Avadh),
Ajmer, Ahmadābād, Bihār, Bengal, Delhi, Kabul, Lahore, Multān, Mālḳa, Qhāndesh,
Berār, and Ahmadnagar. Pemerintahan yang dijalankan pada masa Sultan Akbar
adalah sentralisasi.
Kesultanan Mughal mulai mengalami kemunduran pada abad ke-18 dengan
ditandai banyaknya pemberontakan dan pemerintahan dijalankan dengan
desentralisasi. Bangsa Eropa yang telah datang pada abad ke-16 mulai mengambil
kesempatan untuk melakukan kolonialisasi ketika masa kemunduran Kesultanan
Mughal.
Penguasaan asing atas
India mencapai puncaknya pada tahun 1858 dengan lahirnya British Raj yang tidak
lagi sekedar kolonialisme tetapi sudah menjadi imperialisme. Pada periode awal
penguasaan India, Inggris menggunakan kongsi dagangnya yaitu EIC (East India
Company) yang dipimpin oleh gubernur-jenderal.
Pada 1773, Pemerintah
Inggris mulai melakukan intervensi kepada EIC dengan mengeluarkanThe
Regulation Act(1773) dan Pitt’s India Act (1784). Pada 2
Agustus 1858, Parlemen Inggris mengeluarkanThe Government in India Act yang
berarti pengalihan kekuasaan di India dari EIC kepada Pemerintah Inggris. Sejak
saat itu pemerintahan di India berada di bawah Viceroy (seseorang yang berkuasa
atas propinsi atau Negara yang diberi wewenang untuk memerintah oleh
raja/ratu).[6]
Dalam
perkembangan sejarah selanjutnya maka untuk menunjukkan adanya kekuasaan
tertinggi pada beberapa wanua mereka mengangkat seorang penguasa tertinggi yang
telah mampu menunjukkan kekuasaan dan wewenangnya. Pengangkatan itu memerlukan
suatu upacara penobatan dan dilakukan oleh pemimpin agama. setelah menerima
gelar abhiseka, selanjutnya mereka itu memakai gelar ratu, sang ratu, raja,
Maharaja, Sri maharaja dan lain-lainnya.
Menurut Pitirim A. Sorokin sistem berlapis memang merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup teratur. Mengenai sistem pelapisan di masyarakat itu, bukan hal yang baru. Bahkan pada zaman kuno dahulu, seorang ahli filsafat Yunani yang kenamaan yaitu Aristoteles juga pernah mengatakan bahwa di dalam tiap-tiap masyarakat atau negara terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat dan mereka berada ditengah-tengahnya. Ucapan demikian itu setidaknya membuktikan bahwa di zaman dahulu itu dan juga pada zaman-zaman sebelumnya, orang telah mengakui adanya pelapisan di masyarakat yang mempunyai kedudukan bertingkat-tingkat dari bawah ke atas.[7]
Menurut Pitirim A. Sorokin sistem berlapis memang merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup teratur. Mengenai sistem pelapisan di masyarakat itu, bukan hal yang baru. Bahkan pada zaman kuno dahulu, seorang ahli filsafat Yunani yang kenamaan yaitu Aristoteles juga pernah mengatakan bahwa di dalam tiap-tiap masyarakat atau negara terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat dan mereka berada ditengah-tengahnya. Ucapan demikian itu setidaknya membuktikan bahwa di zaman dahulu itu dan juga pada zaman-zaman sebelumnya, orang telah mengakui adanya pelapisan di masyarakat yang mempunyai kedudukan bertingkat-tingkat dari bawah ke atas.[7]
Filsafat dan Sistem Kepercayaan.
Pada umumnya,
filsafat/filosofi merupakan ilmu pengetahuan yang meningkatkan atau menitik
beratkan penjelaskan mengenai segala gejala phenomena alam semesta (universe)
dengan berlandaskan asasi sebab-musabab mutlak (ultimate causes).
Istilah ‘filosofi’
dalam bahasa Inggris ialah Philosophy (bahasa perancis = philosophie ; bahasa
Latin = philoshophia : kata Yunani :
philosophia berasal dari filos (teman) dan sophos (kebijaksanaan) = kegemaran
akan kebijaksanaan (the love or pursuit
of wisdom). Menurut Internasional English Dictionary, kata ‘philosophy’ dapat
diartikan sebagai berikut:
1.
Kegemaran
akan kebijaksanaan atau pengetahuan terutama mengenai akan realitas mutlak atau
dengan sebab-musabab umum dan
dasar-dasar pokok menurut Kamus Umum
Bahas a Indonesia susunan W. J. S. Poer
wadarminta : falsafat berarti pengetahuan dan penyelidikan dengan akal
budi mengenai sebab-sebab, asa-asas hukum. Dari pada segala yang ada dalam alam
semesta ataupun mengenai kebenaran dan arti “adanya” sesuatu.[8]
Agama
Hindu (Bahasa Sanskerta: Sanātana Dharma सनातन धर्म "Kebenaran
Abadi" dan Vaidika-Dharma ("Pengetahuan Kebenaran") adalah
sebuah agama yang berasal dari anak benua India. Agama ini merupakan lanjutan
dari agama Weda (Brahmanisme) yang merupakan kepercayaan bangsa Indo-Iran
(Arya). Agama ini diperkirakan muncul antara tahun 3102 SM sampai 1300 SM dan
merupakan agama tertua di dunia yang masih bertahan hingga kini. Agama ini
merupakan agama ketiga terbesar di dunia setelah agama Kristen dan Islam dengan
jumlah umat sebanyak hampir 1 miliar jiwa.
Kepercayaan pada masa Hindu
Tuhan dalam agama Hindu disebut Brahmana. Kalimat Brahmana dalam
bahasa Hindu lama (sansekerts) yaitu nama bagi Tuhan yang wujud dengan
sendirinya, Maha Esa dan Maha Kuasa yang bersifat azali, tidak berawal dan
tidak berakhir, yang menciptakan dan menjadi asal dari sekalian alam; Ia tidak
dapat diraba dengan pancaindra tetapi hanya diketahui dengan akal.
Brahmana, itu Tuhan yang
tunggsal dalam agama Hindu. Tetapi beberapa abad di belakang. Penganut agama
Hindu telah merobsah kepercayaan bertuhan satu itu (monotheisme), kepada
trimurti atau bertuhan tiga.
Trimurti itu terdiri dari: Brahmana, Wisynu dan Syiwa. Ahli-ahli penyelidik sejarah asgama Hindu
banyak ayang berpendapat, bahwa lemungkinana benar agama Hindu ini asalmya
Samawy, agama langit yang berasal dari pengajaran Tuhan Pencipta semesta alam,
melihat ajaranya yang asli kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tetapi dalam
perjalanan hidupnya yang sudah lama, ibarat sebuah sungai yang mengalir dari
lereng gunung, sudah banyak dimasuki oleh berbagai sampah dan kotoran, sehingga
dari agama Tauhid telah berubah menjadi agama musyrik.
Hindu
seringkali dianggap sebagai agama yang
beraliran politeisme karena memuja banyak Dewa, namun tidaklah sepenuhnya demikian.
Dalam agama Hindu, Dewa bukanlah Tuhan tersendiri.
Menurut umat Hindu, Tuhan itu Maha Esa tiada duanya. Dalam salah satu ajaran filsafat Hindu,Adwaita Wedanta menegaskan bahwa hanya ada satu
kekuatan dan menjadi sumber dari segala yang ada (Brahman), yang memanifestasikan diri-Nya
kepada manusia dalam beragam bentuk.
Dalam Agama Hindu ada lima keyakinan dan
kepercayaan yang disebut dengan Pancasradha. Pancasradha merupakan
keyakinan dasar umat Hindu. Kelima keyakinan tersebut, yakni:
- Moksa Tattwa - percaya bahwa kebahagiaan tertinggi
merupakan tujuan akhir manusia[9]
Hindu
seringkali dianggap sebagai agama yang beraliran politeisme karena memuja
banyak Dewa, namun tidaklah sepenuhnya demikian. Dalam agama Hindu, Dewa
bukanlah Tuhan tersendiri. Menurut umat Hindu, Tuhan itu Maha Esa tiada duanya.
Dalam salah satu ajaran filsafat Hindu, Adwaita Wedanta menegaskan bahwa hanya
ada satu kekuatan dan menjadi sumber dari segala yang ada (Brahman), yang
memanifestasikan diri-Nya kepada manusia dalam beragam bentuk.
Dalam
Agama Hindu ada lima keyakinan dan kepercayaan yang disebut dengan Pancasradha.
Pancasradha merupakan keyakinan dasar umat Hindu. Kelima keyakinan tersebut,
yakni:
1. Widhi Tattwa - percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan segala aspeknya
2. Atma Tattwa - percaya dengan adanya jiwa dalam setiap makhluk
3. Karmaphala Tattwa - percaya dengan adanya hukum sebab-akibat dalam setiap perbuatan
4. Punarbhava Tattwa - percaya dengan adanya proses kelahiran kembali (reinkarnasi)
5. Moksa Tattwa - percaya bahwa kebahagiaan tertinggi merupakan tujuan akhir manusia.
Konsep ketuhanan
Salah satu bentuk penerapan monoteisme Hindu di Indonesia adalah konsep Padmasana, sebuah tempat sembahyang Hindu untuk memuja Brahman atau "Tuhan Sang Penguasa".
1. Widhi Tattwa - percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan segala aspeknya
2. Atma Tattwa - percaya dengan adanya jiwa dalam setiap makhluk
3. Karmaphala Tattwa - percaya dengan adanya hukum sebab-akibat dalam setiap perbuatan
4. Punarbhava Tattwa - percaya dengan adanya proses kelahiran kembali (reinkarnasi)
5. Moksa Tattwa - percaya bahwa kebahagiaan tertinggi merupakan tujuan akhir manusia.
Konsep ketuhanan
Salah satu bentuk penerapan monoteisme Hindu di Indonesia adalah konsep Padmasana, sebuah tempat sembahyang Hindu untuk memuja Brahman atau "Tuhan Sang Penguasa".
Agama
Hindu merupakan agama tertua di dunia dan rentang sejarahnya yang panjang
menunjukkan bahwa agama Hindu telah melewati segala paham ketuhanan yang pernah
ada di dunia. Menurut penelitian yang dilakukan oleh para sarjana, dalam tubuh
Agama Hindu terdapat beberapa konsep ketuhanan, antara lain henoteisme,
panteisme, monisme, monoteisme, politeisme, dan bahkan ateisme. Konsep
ketuhanan yang paling banyak dipakai adalah monoteisme (terutama dalam Weda,
Agama Hindu Dharma dan Adwaita Wedanta), sedangkan konsep lainnya (ateisme,
panteisme, henoteisme, monisme, politeisme) kurang diketahui. Sebenarnya konsep
ketuhanan yang jamak tidak diakui oleh umat Hindu pada umumnya karena
berdasarkan pengamatan para sarjana yang meneliti agama Hindu tidak secara
menyeluruh.
Sekte
(aliran) dalam Hindu
Jalan yang dipakai untuk menuju Tuhan (Hyang Widhi) jalurnya beragam, dan kemudian dikenallah para dewa. Dewa yang tertinggi dijadikan sarana untuk mencapai Hyang Widhi. Aliran terbesar agama Hindu saat ini adalah dari golongan Sekte Waisnawa yaitu menonjolkan kasih sayang dan bersifat memelihara; yang kedua terbesar ialah Sekte Siwa sebagai pelebur dan pengembali yang menjadi tiga sekte besar, yaitu Sekte Siwa, Sekte Sakti (Durga ), dan Sekte Ganesha, serta terdapat pula Sekte Siwa Siddhanta yang merupakan aliran mayoritas yang dijalani oleh masyarakat Hindu Bali, sekte Bhairawa dan Sekte - Sekte yang lainnya. Yang ketiga ialah Sekte Brahma sebagai pencipta yang menurunkan Sekte Agni, Sekte Rudra, Sekte Yama, dan Sekte Indra. Sekte adalah jalan untuk mencapai tujuan hidup menurut Agama Hindu, yaitu moksha (kembali kepada Tuhan), dan pemeluk Hindu dipersilahkan memilih sendiri aliran yang mana menurutnya yang paling baik/bagus.
Jalan yang dipakai untuk menuju Tuhan (Hyang Widhi) jalurnya beragam, dan kemudian dikenallah para dewa. Dewa yang tertinggi dijadikan sarana untuk mencapai Hyang Widhi. Aliran terbesar agama Hindu saat ini adalah dari golongan Sekte Waisnawa yaitu menonjolkan kasih sayang dan bersifat memelihara; yang kedua terbesar ialah Sekte Siwa sebagai pelebur dan pengembali yang menjadi tiga sekte besar, yaitu Sekte Siwa, Sekte Sakti (Durga ), dan Sekte Ganesha, serta terdapat pula Sekte Siwa Siddhanta yang merupakan aliran mayoritas yang dijalani oleh masyarakat Hindu Bali, sekte Bhairawa dan Sekte - Sekte yang lainnya. Yang ketiga ialah Sekte Brahma sebagai pencipta yang menurunkan Sekte Agni, Sekte Rudra, Sekte Yama, dan Sekte Indra. Sekte adalah jalan untuk mencapai tujuan hidup menurut Agama Hindu, yaitu moksha (kembali kepada Tuhan), dan pemeluk Hindu dipersilahkan memilih sendiri aliran yang mana menurutnya yang paling baik/bagus.
DAFTAR PUSTAKA
Harsa swabodhi,Upama-pramana budha dharma dan
hindu dharma, Yayasan perguruan budaya “BUDAYA”’ Sumatera Utara, 1980.
[8] Harsa
swabodhi,Upama-pramana budha dharma dan hindu dharma, Yayasan perguruan budaya
“BUDAYA”’ Sumatera Utara, 1980. H.07
Tidak ada komentar:
Posting Komentar